Bedug Masjid Tertua di Pucung Wukirsari Imogiri Bantul 'Masjid Di Pakai Tafakur dan Doa Sakitpun Sembuh


MUFID RIDWAN KETUA TAKMIR MASJID ALHUDA PUCUNG MEMUKUL BEDUG MASJID ALHUDA TEMPO DULU DAN SEKARANG

Media online majalahburungpas.com halaman ibadah sosial, sebuah masjid kuno yang kini masih eksis untuk syiar Islam adalah Masjid Alhuda,tempat ibadah tersebut mengalami perubahan sebanyak 3 kali.

Masjid pertama ukuran lebih kecil dari ukuran yang kedua, selanjutnya Perubahan kedua kalinya pada tahun 1955 dengan di bangunnya masjid baru ukuran 14 x  6 dengan tiang inti atau pilar  4 buah terbuah dari kayu dan pekembangan ke tiga tahun 2010 di buat masjid lagi secara megah serta kokoh

Masjid Alhuda bersejarah ini merupakan masjid paling utama dan pertama di Pucung sebab kehadirannya menjadi cikal bakal bagi umat islam dalam memepet aliran sesat atau musrik tempo dulu.

Syakir Nur Mufid Ridwan ketua takmir masjid di dampingi Bapak Teguh mengungkapkan  ke awak media sabtu 27 juni 2015, bahwa keberadaan masjid memang cukup bersejarah bagi warga Pucungi sejak zaman sebelum kemerdekaan RI.

Keberadaan masjid sebagai pusat penyebaran Agama Islam, hingga para generasi mengenal ajaran illahi dan Taat beribadah hingga banyak yang menunaikan ibadah Haji.

Masjid telah mengalami perubahan 3 kali dan pendirian masjid yang baru pada tahun 2010 dengan ukuran 15 x 15 meter di tambah serambi masjidnya.

MASJID ALHUDA YANG BARU DAN MEGAH DI BUAT TAHUN 2010 DENGAN 4 PILAR UTAMA

Meski demikian masdjid Alhuda lama tidak di robohkan dan justru untuk acara cara kegiatan keagamaan lainnya.

BP. TEGUH MENUNJUKAN RUNAGN IMAM MASJID LAMA

Sedang untuk Masjid Alhuda lama didalamnya memiliki 2 ruang untuk Imam, tetapi yang satunya dulu hanya untuk menaruh mimbar kotbah "kata Teguh

Keunikan masjid saat gempa bumi jogja 2006 tidak runtuh padahal bangunan tidak memakai otot besi atau cakar ayam. Pembuatan masjid di kerjakan secara gotong royong selama berbulan- bulan pada tahun 1955.

Untuk bahan material seperti pasir di angkut secara masal dengan jalan kaki sejauh 5 km dari sungai Opak Pleret satu orang saat itu membawa pasir 1 kaleng wadah minyak  senilai 5 rupiah dan belum ada kendaraan "kata Takmir tersebut.

Yang menarik bedug masjid juga cukup tua di buat dari kayu jati yang semula dari kayu yang tumbuh di komplek makam pucung.

Bedug dengan ketebalan kayu sekitar 90 cm dan panjang 1 lebih tersebut di buat  seragam dan menjadi 7 bedug, kemudian bedug yang lain di bagi ke masjid yang lainnya  di wilayah pucung.

Bapak Teguh anggota takmir, kembali menyampaikan dulu masjid hingga sekarang masjid Alhuda lama banyak di pakai untuk tafakur dan Doa sehingga bagi yang sungguh sungguh meminta hajat Ke Alloh di Masjid ini akan berhasil "memang pernah ada yang sakit saja bisa sembuh atas Izin Alloh, makanya jika ada orang yang berdoa cukup lama di masjid maka kami tetap menjaganya, kata Teguh.

Mantan Lurah Sujiyono SE (69 tahun) 15/6/2015 menambahi masjid pertama di dirikan oleh sesepuh dan cikal bakal Penduduk setempat sehingga komplek masjid Alhuda Pucung juga merupakan pusat pemerintahan kepala Desa atau lurah sebelum kemerdekaan.

Setelah ada aturan bergabung maka Pucung menjadi satu kesatuan atau merger dari 4 kalurahan setelah tahun 1950 an di gabung bernama desa Wukirsari Imogiri dan tidak berdiri sendiri lagi.

Sewaktu saya menjabat Lurah Warga Pucung pernah ada hembusan dari warga dan tokoh masyarakat akan kembali membuka Pemerintahan sendiri, tetapi saat itu saya tidak di ajak musyawarah sehingga saat saya di panggil DPRD dan Pemkab Bantul batal.

Kini Pucung telah berkembang pesat dengan jumlah penduduk sekitar 9000 orang terdiri dari 1700 KK terbagi di padukuhan Dengkeng, karangtalun, karang asem, dan Nogosari II atau hampir 50 % dari jumlah total penduduk Desa Wukirsari yang jumlahnya sekitar 20.000 "Pungkas Sujiyono mantan lurah tersebut . "FID

.

Sharing Berita

Berita Terkait


Tidak Ada Komentar


Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi