Ayok Belajar Menghargai Pejuang di Museum Monumen Jogja Kembali


DIORAMA TANDU PANGSAR SUDIRMAN DI DALAM MUSIUM KERUCUT SLEMAN JOGJA

Portal berita wista updatenya majalahburungpas.com, Jas Merah (jangan sekali-kali melupakan sejarah).

Demikian ungkapan Presiden RI ke I, Ir Soekarno. Karena dengan belajar sejarah hal ini dapat dijadikan panduan guna membangun bangsa yang lebih baik dan sejahtera sehingga cita-cita kemerdekaan akan terwujud.

Dan salah satu tempat untuk belajar sejarah tersebut adalah Museum Monumen Jogja Kembali atau yang dikenal Monjali, yang terletak di Ngaglik Sleman.

Di dalam museum yang berbentuk kerucut dan terdiri atas 3 lantai ini terpampang jelas alur perjalanan perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Kepala Museum Monumen Jogja Kembali, Herman Joseph Soetikno didampingi Beni Sugito memaparkan ada berbagai keloksi yang ada di Museum ini.

Di lantai I terdapat empat ruang museum yang menyajikan benda-benda koleksi berupa realia, replica, foto, dokumen, heraldika dan berbagai jenissenajata, bentuk evokatif dapur umum yang kesemuanya mengambarkan suasana perang kemerdekaan pada 1945-1949.

“Di sini pengunjung dapat menyaksikan langsung tandu dan dokar yang pernah dipergunakan Panglima Besar Jendral Soedirman. Sehingga pengunjung dapat belajar sejarah hingga akhir tumbuh rasa patriotism generasi muda” sambung Soetikno.

Sedangkan di lantai II, lanjut pria yang akrab di panggil pak Tik, disajikan 10 episode diorama perjuangan fisik dan diplomasi bangsa Indonesia sejak Desember 1048 hingga 17 Agustus 1949.

Dan di rana daftar nama pahlawan diabadikan 422 nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III antara 19 Desember sampai 29 Juni 1949.

Soetikno menjelaskan dipilihnya nama Yogya Kembali bertujuan sebagai tetenger peristiwa sejarah ditariknya tentara pendudukan Belanda dari Ibu Kota Yogyakarta, tanggal 29 Juni 1949. Di mana hal ini sebagai tanda awal bebasnya bangsa Indonesia secara nyata dari kekuasan pemerintah Belanda.

Museum Monumen Jogja Kembali sendiri dibangun 29 Juni 1985. Dan proses pembangunannya berlangsung selama 4 tahun. Monumen Jogya Kembali diresmikan pembukaannya oleh Presiden RI pada 6 Juli 1989 dan menjadi tempat pendidikan seraha serta tempat rekreasi keluarga.

Ditambahkan Beni Sugito, museum Monumen Jogya Kembali dikunjungi tiap tahunnya dikunjungi sekitar 300 ribu orang, terutama kalangan pelajar dan pemuda. Karena Monjali merupakan tempat yang tepat untuk belajar sejarah. anjar

Sharing Berita

Berita Terkait


Tidak Ada Komentar


Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi