Gamelan Kyai Kenyut Mesem Kraton Mangkunegaran Solo


GAMELAN KYAI KENYUT MESEM DI RUANG PENDOPO KRATON MANGKUNEGARAN SURAKARTA

Wisata Kraton sajian majalahburungpas.com, di kota suasana sejuk akan dapat di temui bila kita dapat masuk di komplek pendapa Kraton yang berarsitektur Jawa campuran dapat menjadi bahan merenungkan kehebatan bangunan tempo dulu, di mana bangunan Kraton Mangkunegaran sampai saat ini memang masih berdiri megah.

Bangunan Kraton Mangkunegaran Solo ini memiliki corak/atau berarsitektur gaya barat yang masih lestari. Bagian yang menarik majalahburungpas.com, ketika pengunjung akan masuk dalam Pendapa Keraton Mangkunegaran,yang cukup luas tersebut ada aturan yang berlaku dimana semua alas kaki seperti sepatu sandal dan sejenisnya pengunjung harus melepasnya, bahkan di depan terpampang sandal di silang, sebagi pertanda larangan pakai sendal. 

Tentu adat istiadat Jawa ini sangat adiluhung sebab hal ini bisa menjadi bagian tata krama atau sopan santun yang menghormati rumah orang lain yang bukan miliknya.

Di pendopo Kraton Mangkuneran Solo juga terlihat alat seni budaya, termasuk di dalamnya ada gamelan dan rangkaiannya, meskipun saat media ini melihatnya gamelan tersebut di tutupi kain.

Puas di dalam pendopo ageng yang bermarmer megah, pengunjung dapat melihat foto-foto yang terpampang, selanjutnya anda bisa melihat musiumnya yang terletak di bangunan sisi utara pendopo.

Dalam Pendopo Ageng ini seperti di depan telah di singgung terdapat seperangkat gamelan Jawa  yang usianya sudah ratusan tahun  namun masih bisa di manfaatkan oleh Kraton untuk acara-acara khusus di lingkungan kerajaan Mangkunegaran. Pihak Kraton lewat abdi dalemnya mengatakan, gamelan Jawa tersebut di beri nama Kyai Kanyut Mesem.

Menurut ceritanya, Konon gamelan itu  tidak mau di pindahkan atau di geser, nah Kalaupun itu terjadi, maka gamelan tersebut  di yakini tidak akan mengeluarkan suaranya.

 

PENDAPA AGENG MANGKUNERAGAN SURAKARTA

Masih menurut abdi dalem yang tidak kami sebutkan, gamelan Kyai Kanyut mesem  itu pernah di mainkan dari tempat yang berbeda  dan jauh dari lokasi para penarinya, namun tidak berbunyi.

Gamelan Kyai Kanyut Mesem  memiliki daya magis yang sangat kuat makanya  Kraton melestarikan "Paparnya kepada media ini akhir april 2013.

Pemandangan lain yang juga cukup menarik ialah lampu – lampu grembyong yang tergantung berwarna ke emasan menjadi panorama yang sulit di dapat di daerah lain, selain itu luasnya taman dan bangunan-bangunan kuno menjadi daya pikatnya @Team red”

Sharing Berita

Berita Terkait


Tidak Ada Komentar


Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi