Ratusan Sapi dan Kerbau Mati Karena Terinfeksi Surra


DOK FOTO SAPI

Media online www.majalahburungpas.com, halaman aneka satwa, Sepanjang tahun 2012-2013 sebanyak  390 ekor kuda di Sumbawa mati, sedangkan di Banten sebanyak 14 ekor Kerbau juga mati karena terinfeksi Surra.

Di awal tahun 2014 ini juga ditemukan kasus yang sama, yakni puluhan sapi dan kerbau yang mati karena disebahkan oleh penyakit Surra.

Hal ini diungkapkan Dr drh R Wisnu Nurcahyo disela-sela International Seminar and Workshop dengan tema Biting Flies as Vecytors of Trypanosomiasis and The Role of One Health in Animal Health.

Ditambahkan Wisnu dengan adanya kasus diatas hal ini menghambat program pemerintah dalam menjalankan program ketahanan dan keamanan pangan melalui program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau.

Sehingga sampai ini pemerintah masih terus melakukan impor sapi.

Wisnu juga menjelaskan penyakit Surra merupakan parasit yang saat ini sedang mewabah. Dan penyakit Surra di Indonesia disebabkan oleh infeksi protozoa Tryppanosoma evansi.

Dimana sapi, kerbau maupun kuda yang terkena penyakit ini akan mati. Trypanosome evansi sendiri hidup di dalam plasma darah dan cairan jaringan ruminansia. Parasit ini ditularkan oleh artropoda penghisap darah seprti lalat kandang.

“Surra telah mewabah di berbagai daerah di Indonesia. Seperti Banten, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Sumatera Barat. Sayangnya penyakit ini tidak diketahui dan dipahami oleh Dinas dan Tenaga Kesehatan hewan sehingga kurang mendapat perhatian” imbuhnya.

Penyakit Surra, sambung wisnu, saat ini telah menjadi wabah di banyak Negara tropis di Asia, Amerika Serikat dan Afrika. Penyakit ini akan menyerang kuda, kerbau, sapi, anjing, satwaliar serta unta. Dan untuk  Asia Tenggara, Surra pada ternak menyebar di Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Malaysia dan Indonesia.

“Selain karena kerugian penurunan produksi dan jika tidak diobati mengakibatkan kematian, penyakit Surra juga mengakibatkan kerugian secara ekonomi, yakni diperkirakan mencapai US$ 22.4 juta pertahun” terang drh Wisnu.

Seminar Internasional dan workshop dalam rangka Dies Natalis ke 68 Fakultas Kedokteran Hewan, diikuti 40 peserta dari Negara-negara ASEAN, terdiri dari peneliti dari perguruan tinggi, lembaga riset bidang kesehatan hewan dan manusia. Sedangkan pembicara yang hadir dari Perancis, Malaysia, Filipina dan Thailand. anjar

 

Sharing Berita

Berita Terkait


Tidak Ada Komentar


Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi