Sleman masih melestarikan alat tenun manual (ATBM)


SALAH SATU GADIS YANG MEMPERAGAKAN ATBM

Di tengah kemajuan tehnologi yang begitu pesat belum tentu sebuah kabar yang enak buat perajin tenun terutama di Sleman.

Justru alat tenun bukan mesin (ATBM) masih sangat berfungsi untuk mencetak batik sehingga menghasilkan khas yang unik dan menarik dan berimbas kian di kenal hasil produknya.

Ketika kita berkunjung di salah satu desa yakni kembangan sumberagung moyudan Sleman akan mendengarkan secara sama-samar saat para penenun tradisional bekerja menenun secara manual.

Suara alat tenun bukan mesin (ATBM) tersebut di oprasikan untuk membuat tenun yang dulu sangat kondang, di desa ini kelompok  penenun lurik Maju Mandiri silih berganti mengorbitkan hasil tenunnya walaupun dalam sehari terkadang hanya sekitar 1 lembar bahan lurik.

Sayangnya para perajin tenun makin berkurang sehingga saat ini di upayakan untuk di gairahkan termasuk membina kaum wanita yang masih muda-muda hal ini agar mesin  mesin yang ada dapat di fungsikan kembali untuk memenuhi pesanan dan pasar yang ada.

Ketua Kelompok Lurik Maju Mandiri Ibu Susilistiawati mengungkapkan kami berusaha mengoptimalkan alat termasuk tenaga sehingga target untuk bagi hasil dengan anggota  dapat di dilakukan  untuk setiap bulannya kata ketua yang groupnya sebagian menghasilkan stagen panjang tersebut.  "team liputan"

Sharing Berita

Berita Terkait


Tidak Ada Komentar


Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi