Ternak kambing PE di Kota, Siapa Takut ?


foto suko sedang mengelus elus Induk jantannya

Majalah burung pas.com,Beternak  kambing PE  di kota selama ini, seolah sudah menjadi suatu keharusan bagi seseorang, ada berpendapat beternak kambing PE itu harus di desa, tempat yang dekat dengan hijauan, memang ada benarnya pendapat itu, sebab dalam memulai suatu usaha, pemilihan lokasi merupakan faktor utama yang harus menjadi pertimbangan jangka pendek dan panjang.

Bukan bermaksud ingin melawan arus, tetapi lebih dikarenakan soal ketiadaan lahan, akhirnya Suko Pramono (36 tahun) memutuskan untuk beternak kambing PE di lokasi perkampungan, atau lebih tepatnya di tengah kota. Tekat yang kuat dan melihat prospek yang cerah dari peternakan kambing PE, membuatnya nekat untuk melawan ketidak laziman itu.

Mulai beternak tahun 2008 hanya dengan lima ekor indukan, Suko ,begitu ia biasa dipanggil, mantap untuk secara serius mengembangkan usaha peternakannya. “saya beli indukan itu langsung ke pandan rejo kaligesing mas, sekalian langsung belajar disana”, begitu katanya.

Saat itu didampingi orang yang mengenalkannya pada kambing PE, mereka belajar soal perawatan dan tata cara yang benar  dalam beternak kambing PE.

Tak tanggung tanggung, saat itu Suko menjadi orang pertama kali yang mempunyai kambing kelas kontes di kudus.

 Suko yang beralamat di jalan Jendral Sudirman 398, gang Karang Nongko, nekat membangun kandangnya di desa barongan, sebuah desa di pusat kota Kudus yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari alun alun. Setelah sebelumnya pindah dari desa Singocandi.

Menurutnya, beternak di dalam kota tidak masalah, selagi ada ketersediaan lahan untuk hijauan yng cukup untuk memasok pakan setiap hari. “Paling kendalanya hanya pada sirkulasi udara yang kurang bagus, yang bias membuat kambing kurang nyaman” ujar pemilik pejantan anak Perdana (bapak kambing Satrio) dari Tulung Agung ini.

Keteguhan tekadnya dibuktikan dengan semakin berkembangnya peternakan yang dimiliki, kambing yang asalnya hanya sedikit sekarang sudah menjadi 25 ekor.  Kedepan, Suko ingin lebih focus untuk mengembangkan produksi susu, karena selama ini banyak permintaan konsumen yang belum bias terpenuhi.

Dengan produksi susu 10 liter setiap hari dan prestasi yang moncer dari beberapa kambing ternaknya, rasanya bisa  menjadi pelajaran bagi setiap orang yang ingin mulai beternak. Tidak ada kamus untuk menyerah, Apapun kendala bisa dicarikan solusinya, yang penting adalah kemauan keras dan pantang menyerah dalam memulai suatu usaha. (Ang)

Sharing Berita

Berita Terkait


Tidak Ada Komentar


Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi