Goa sumurup di bukit menoreh banyak menyimpan misteri dan layak di teliti


MENYALAKAN KOREK API YANG MACET DI DEPAN PINTU MASUK GOA

Media online majalahburungpas.com, mengupas potensi calon obyek wisata di klendrekan banjarsari samigaluh kulonprogo jogja, kembali mengupas lokasi goa alam yang belum terpublikasi.

setelah pada bagian pertama  tim telusur mengungkap mulut goa dan arah jalannya, maka kali ini artikel berlanjut, tim juru bedah goa sumurup kemudian masuk, di pimpin oleh Wintoko sebagai juru pandu,  kaki-kaki lantas menginjakan pada batu di dalam air serta dalam goa yang terlihat gelap.

di pintu masuk utama goa tampak sempit, dengan kedalaman air 1 meter, setelah masuk kedalaman 100 meter, setelahnya ada ruangan tinggi dan tebing goa yang begitu cantik, di areal terdapat ragam stalatit yang masih hidup dan juga batu menjulang di kanan kiri.

Setelah masuk kedalam lagi ada ruang yang lebar dengan langir langit tinggi dan ketinggiannya lebih dari 10 meter serta lebar, setelah itu akan di suguhi panorama aliran air yang berliku, sedang saat memandang, di langit goa, ribuan kelelawar akan menjadi santapan mata memandang. Di sekitar sini banyak sekali kotoran kelelawar namun tidak sampai menumpuk, karena tergerus air mengalir.

Puas di sini PASTVNEWS dan tim bedah goa, menemukan cabang goa yang sangat lebar dan gelap, konon yang ke kanan di namai goa siluman atau masih misteri dan belum mampu di tembus, karena jauh dan berkilo –kilo meter.

Perjalan kami berlanjut, karena tidak mengambil jalan yang misteri maka arahnya ke kiri, namun perjalanan terhambat adanya air terjun, ketimnggiannya sekitar 3 meter yang besar dan deras. Di lokasi ini tim sempat kesulitan naik sehingga satu persatu tangan bersautan saling narik dan dorong, kesulitannya juga di bawah air terjun kolamnya besar.

 Setelah bisa melintasi air terjun kedua ini tim bedah pastvnews.com masuk ke lorong dengan kata sandi lokasi luweng, luweng karena lokasi sempit dengan aliran air yang sangat deras. Puas dan bisa melintasi luweng maka panorama alam stalatit putih dapat menjadi biang kerok mata memadang dan sebagai obyek selfi atau foto sebagai kenangan di air terjun di dalam goa, perjalanan tim masih panjang dan ragam views top meski gelap, dapat di lihat dengan sinar lampu senter.

 Di akhir pintu keluar atau mulut goa yang masuk di padukuhan jomblangan 12, terdapat tebing atau lereng dengan air yang deras sebagai pintu keluarnya. Sesaat setelah di pintu keluar, maka kembali foto selfi kembali tampil.

Di rasa cukup tim bedah, meninggalkan lokasi dengan tanda 2 oncor hidup di mulut pintu keluar goa sumurup yang memiliki jarak panjang 750 meter, dan kami keluar yang jamnya menunjukan. 16.00 wib dengan menginjak bangunan undak undakan hingga ke jalan desa yang telah permanen bersemen masuk di jomblangan 12.

Perjalanan pulang mengitari gunung dan bukit serta melihat rumah rumah penduduk yang sebagian masih asli dan semi modern mampu menusuk hati, tanpa gundah dan risau dan persaingan ketat, dapat di rasakan dalam stuasi desa yang nyaman asri dan sopan nan sejuk, kami juga sempat mampir di rumah warga, kemudian melanjutkan perjalanan menuju pos utama ke rumah Bapak wagimin, sepanjang jalan kampung banyak melihat panorama ternak kambing sapi dan pohon bambu yang banyak di pakai oleh orang orang kota sebagai cindera mata dan kerajinan. Setelah sampai di pos utama, jusnalist dan tim juru bedah goa sumurup lantas,mandi ganti pakaian yang semula basah, setelahnya sebagian menunaikan ibadah sholat, dengan jam yang telah menunjukan 17.00 wib lebih.  

Usai prosesi bedah goa sumurup berakhir, tim kembali menyantap hidangan yang telah di siapkan tuan rumah, dalam obrolan, tim mengucapkan terimakasih atas di pandunya dan suguhan dan jamuannya, juga tak lupa tuan rumah wagimin dan Wintoko, balik bicara,  banyak mengucapkan terimakasih,  selain berharap kehadiran tim bedah, dapat ikut mengungkap keberadaan goa sumurup dan segala potensi desa, sehingga desa dapat lebih maju dan di kenal publik.

 Kesimpulan yang menarik bagi tim jurnalist dan pastvnews.com, ialah keberadaan goa sumurup, bisa menjadi obyek wisata selain itu bila goa di kelola oleh padukuhan dan jombangan 12 akan lebih di kenal, sehingga pemerintah terkait akan lebih melirik untuk pemberdayaan masyarakat melalui program desa wisata. 

Wintoko dan Wagimin, menjelaskan kedepan lokasi akan di garap sebagai lokasi destinasi, oleh sebab itu kami harus banyak study banding bagimana cara menggarap desa wisata yang baik, apalagi goa belum ada pengelolanya, terkait bangunan jalan berundak yang telah ada di pintu keluar goa sepertinya ada sejak tahun 2000, tapi belum ada pokdarwis dan pengelonya “lanjut wintoko.

Sedang tim yang tergabung dalam sidak dan memiliki pengalaman serta meneliti goa,yakni bapak Soni, menambahkan, Sepintas goa sumurup  di klendrekan, itu sebagian batu batunya masih labil masif, indikasinya, stalaktit di dalam belum kompak.

Atau menyatu, dengan demikian bila yang masih aktif apabila sudah jenuh, maka akan membatu dan menjadi stalakmit (atau punukan) nah itu yang di namakan telah kompak, untuk mencapai hal ini di butuhkan waktu lama dalam proses alam,  Artinya karena kemungkinan sebagian masih ada batu jatuh atau retakan, maka hal ini perlunya adanya kehati hatian, serta perlunya ada penelitian, semisal dari jurusan geologi dari universitas atau pencinta alam yang mumpuni, nah ini menarikan dan akan menjadi bahan pendidikan bagi mahasiswa dalam mengungkap goa sumurup.

Di akhir penbincangan dengan tim wintoko dan wagimin, potensi yang ada juga masih banyak seperti halnya air terjun curuk sebatang,gunung  kucir, goa kepil dan sumber air yang lain merupakan potensi untuk di garap, sedang soal budaya di desa kami ada budaya, jalan kaki, juga event seni jatilan, solawatan, adat merti dusun dan wayangan dengan lakon Sri mulih setiap tahun menjadi ikon desa, biasanya di buka tiap 17 belasan, “pungkas mereka. 

Setelah banyak hal yang di ungkap, tim lantas pamit, dan tuan rumah memberikan segala hal sebagai oleh oleh yang semula di telah di santap, setelahnya ban menggelinding pulang ke jogja, namun kami menyempatkan mampir dan sholat jamaah mahgrib masjid di RS. PKU Muhammadiyah Nanggulan Kulonprogo. “Fid”

Sharing Berita

Berita Terkait


Tidak Ada Komentar


Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi