Desa Sajang dan Beluk Petung NTB Kekeringan Terparah Sejak Pasca Gempa Hingga Tahun 2019


dok foto din

NTB– Media Majalahburungpas.com, Warta Daerah Aksi Cepat Tanggap Nusa Tenggara Barat jumat 28 Juni 2019 bersama Masyarakat serta Relawan Indonesia (MRI)

Musim kemarau tahun 2019 mendistribusikan air bersih untuk meringankan beban masyarakat di Lombok kegiatan di kirim terutama bagi warga yang tinggal di Kecamatan Sembalun, Lombok Timur

Romy Saefudin mengatakan Desa Sajang dan Beluk Petung adalah wilayah dengan tingkat kekeringan yang paling terparah pada saat ini. “sehingga saking  parahnya kekeringan air dan pasca gempa, masih di suplai  oleh para donatur  ‘kata Romy.

Romy, menambahkan, asesmen terus dilakukan terutama didaerah Gunung Sari, Lombok Barat, Bayan, Lombok Utara, dan di berbagai wilayah Lombok Timur.

Untuk lokasi yang kekeringannya tidak begitu parah akan disuplai dengan armada water tank sampai kondisi warga kembali normal,

Program Sumur Wakaf pun akan diikhtiarkan agar dapat menjangkau Bima, Dompu, juga Sumbawa. “karena wilayah itu juga mengalami kekeringan,” tambahnya.

Pada Kamis (27/6) yang lalu, Badan Metereologi dan Geofidika (BMKG) merilis status kekeringan di NTB yang sudah memasuki level Siaga. Provinsi ini sudah mengalami kering dan di atas 31 hari tanpa hujan (HTH).

Sementara itu, ahli sains atmosfer Tri Wahyu Hadi mengatakan, secara umum, di jelaskan, iklim di Indonesia, termasuk  di pulau Lombok  dikendalikan oleh sirkulasi monsun Asia-Australia,

Sirkulasi  tersebut merupakan aliran udara atau angin di lapisan bawah atmosfer yang melintasi ekuator di atas Indonesia dan berganti arah setiap setengah tahun dan perubahan curah hujan.

Tentunya  peningkatan temperatur rata-rata hampir setiap bulan sebesar 0,5 derajat Celsius, sebagaimana dilansir dari laman, World Wide Fund.  (di kutip penuh dari laman media pastvnews.com)  ‘

Sharing Berita

Berita Terkait


Tidak Ada Komentar


Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi