Tembi Rumah Budaya "Tembi Nguri-Uri Kebudayaan Jawa

KERIS DI SALAH SATU KAMAR RUMAH TEMBI BANTUL
Media online - menu seni dan budaya Majalahburungpas.com, yuk kita mengenal potensi rumah budaya tembi, dan jika Anda ingin berwisata sekaligus belajar tentang budaya Jawa. Ada baiknya bila Tembi Rumah Budaya Anda jadikan jujukan.
Di tempat ini ada banyak hal yang dapat dipelajari serta diolah terkait dengan eksitensi budaya Jawa.
Tembi Rumah Budaya, awalnya merupakan suatu lembaga yang khusus mempelajari tentang tradisi budaya Jawa, sehingga saat itu bernama Lembaga Studi Jawa. Namun seiring perjalanan waktu, yang awalnya hanya lembaga studi, pada tahun 1995, meleburkan diri ke ranah yang lebih luas.
Maka, jadilah Tembi Rumah Budaya. Apalagi di samping bangunan utama, pendopo dan ruang utama terdapat penginapan dengan tetap mempertahankan nuansa tradisional jawa.
Dalam upayanya untuk mempertahankan atau nguri-uri tradisi budaya Jawa, bangunan atau rumah ini dibuat mirip atau boleh dibilang sebagai miniatur kerajaan jaman dulu. Ada pintu gerbang, dua buah patung Gupala, pendopo yang di kanan-kirinya terdapat dua pintu kecil, yang disebut seketeng dan ruang utama.
Di zaman dahulu Pendopo merupakan tempat untuk menyambut tamu juga digunakan untuk gelar tari. Olek karena itu, pendopo di Tembi Rumah Budaya, saat ini seringkali digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti tari, latihan gamelan hingga macapatan.
Sedangan ruang utama, yang di masa kerajaan sebagai ruang keluarga, ruangan ini saat ini difungsikan sebagai museum yang memajang aneka koleksi, seperti wayang kulit, wayang golek, topeng, celengan, mainan anak maupun batik. Namun yang dominan di museum berupa koleksi tosan aji yang jumlahnya di atas 360 koleksi. Mulai dari keris, pedang dan tombak.
Educator Museum, Adiwena mengatakan koleksi-koleksi tosan aji ini ada yang di dapat dengan cara diburu, yang dilakukan oleh pendiri museum, Suwantono, ada juga merupakan hibah maupun benda titipan. Tiga koleksi keris dan satu panca sola yang ada di museum Tembi merupakan titipan milik Totok Sudarto, mantan wakil bupati Bantul.
Meski menyimpan berbagai koleksi tosan aji akan tetapi di sini tidak dijelaskan masing-masing umur atau tahun pembuatan tosan aji. Adiwena menjelaskan Tembi Rumah Budaya tidak berani menyebutkan umur tosan aji karena untuk menandai umur masing-masing tosan aji harus melakukan penelitian secara menyeluruh setiap tosan aji.
Dengan tidak mencantumkan tahun pembuatan diharapkan nantinya pengunjung tidak merasakan “disesatkan” oleh umur suatu tosan aji. Dan sebaiknya bagi pengunjung yang ingin mengetahui umur suatu tosan aji harus melakukan riset.
Educator Museum, Adiwena mengatakan koleksi-koleksi tosan aji ini ada yang di dapat dengan cara diburu, yang dilakukan oleh pendiri museum, Suwantono, ada juga merupakan hibah maupun benda titipan. Tiga koleksi keris dan satu panca sola yang ada di museum Tembi merupakan titipan milik Totok Sudarto, mantan wakil bupati Bantul.
Meski menyimpan berbagai koleksi tosan aji akan tetapi di sini tidak dijelaskan masing-masing umur atau tahun pembuatan tosan aji. Adiwena menjelaskan Tembi Rumah Budaya tidak berani menyebutkan umur tosan aji karena untuk menandai umur masing-masing tosan aji harus melakukan penelitian secara menyeluruh setiap tosan aji.
Dengan tidak mencantumkan tahun pembuatan diharapkan nantinya pengunjung tidak merasakan “disesatkan” oleh umur suatu tosan aji. Dan sebaiknya bagi pengunjung yang ingin mengetahui umur suatu tosan aji harus melakukan riset. Gedung dan rumah budaya tembi bantul ini juga sering di pakia untukl outbond dunia pendidikan. tim red