Universitas Gudang Masalah 'Ribuan mahasiswa desak rektornya UGM di turunkan


mahasiswa tuntut turunkan rektornya UGM

JOGJA-MEDIA media hobi majalahburungpas.com halaman news, tadi siang 2 mei 2016 di halaman Balairung UGM yang biasa tampak lenggang mendadak ramai, ribuan mahasiswa berjubel memadati halaman bangunan utama kampus rakyat di kota pelajar jogja tersebut.

Sinar mentari nan panas yang membakar kulit tidak menyurutkan langkah mereka mengelar Pesta Rakyat.

Puluhan poster dan spanduk dengan berbagai macam tuntutan dibentangkan mahasiswa yang mengelar aksi di depan Balairung, di antara spanduk yAng terlihat menyolok di publik adalah berbunyi Universitas Gudang Masalah,Revolusi pendidikan, jangan jual pendidikan, dan lain lain.

Aksi yang bertajuk Pesta Rakyat ini digelar dalam rangkaian peringatan Hari  Pendidikan Nasional  sekaligus sebagai media menyuarakan dan menyalurkan aspirasi mereka yang menurut mereka, para mahasiswa dan karyawan, suara serta hak mereka telah terpasung.

Meski udara sangat panas dan keringat berjujur membasahi tubuh mereka namun para mahasiswa ini tak menyerah dengan harapan tuntutan mereka dapat dikabulkan pihak universitas.

Dalam orasinya mengangkat tiga isu utama yang menurut pandangan mahasiswa perlu adanya tindak lanjut dari pihak rektorat. Karena tiga hal ini  merupakan masalah kronis yang harus segera diselesaikan.

Ketiga isu tuntutan tersebut yakni  tuntutan tenaga kependidikan (Tendik) untuk pencairan tunjangan kinerja (Tukin) yang selama tiga semester tidak dibayarkan. Terkait tuntutan ini mereka tetap konsisten menuntut kepada pimpinan univesritas untuk segera merealisasikannya serta menuntut agar UGM melepas status badan hokum karena status tersebut hanya akan merugikan Tendik.

Sedangkan tuntutan ke dua adalah masalah pencabutan SP2 terhadap relokasi pedagang kantin Sosio Humaniora alias Bonbin. Oleh sebab itu mereka juga menuntut  dikeluarkannya SK renovasi kantin Humaniora, kantin kerakyatan UGM.

“Kami juga akan menolak kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) 2016 dari tahun sebelumnya. Selain itu kami juga menolak penerapan uang pangkal bagi mahasiswa jalur ujian mandiri dan menuntut adanya penundaan pembayaran UKT serta mekanisme penyesuaian UKT baik temporal maupun permanen” ujar Taufik.

Selain itu, Taufik menambahkan,  kami juga akan menolak pemberlakuan sistem UKT bagi mahasiswa SI di atas semester 8 dan bagi mahasiswa Diploma di atas semester 6.

Dan kami juga akan menuntut UGM menganggarkan beasiswa PPA-BBP sari BOPTN tahun anggaran 2016 atau mengadakan pengganti beasiswa PPA-BBP minimal dengan kuota yang sama.

Sampai dengan berita ini diangkat ke meja redaksi, Rektor UGM, Dwikorita, belum memberikan pernyataan terkait tuntutan di atas. Bahkan Dwikorita tampak enggan turun menemui para mahasiswa yang terbakar panasnya matahari.Tim redaksi

 

Sharing Berita

Berita Terkait


Tidak Ada Komentar


Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi