Tanggap Bencana, Pemuda Pemudi Ngoro-oro gelar diklat Sibat
FOTO BERSAMA DALAM LATIHAN SIBAT SE DESA NGORO ORO MEI 2013
Majalahburungpas versi elektronik, Sibat Siaga bencana berbasis Masyarakat yang di gelar di Balai Desa Ngoro-oro Patuk, Mei 2013 yang lalu banyak di ikuti para pemuda, bahkan pemudipun juga ikut diklat penanggulangan bencana Sibat.
Menurut Penggagas acara 'Purwatiningsih SH, kepada awak media ini mengungkapkan, kegiatan ini merupakan ajang, pengkaderan bidang sosial kemasyarakatan, hal ini agar warga desa bisa dan tanggap dalam suasana darurat atau saat ada bencana, baik itu menolong orang yang kecelakaan, gempa atau musibah yang lain.
Lebih lanjut Purwatiningsih juga membeberkan, peserta sibat di ikuti dari 9 padukuhan yakni Senggotan, Jatikuning, Salaran, Gunungasem, Sepat, Tawangsari, Klegung, Gemyong dan Soko, dimana mereka ini antusias menerima gemblengan, tentang Pertolongan pada kecelakaan atau musibah yang di lakukan oleh PMI Gunungkidul, bukan hanya itu saja, dalam pelatihan ini di dukung perangkat desa Ngoro-oro.
Saya berharap peserta latihan dapat menerapkan pengetahuan dan praktek yang baru saja di ajarkan tentor, sehingga kedepan dapat menolong sesama dan dimanapun berada "kata Purwatiningsih saat menjawab beragam pertanyaan dari media. tem red"
foto -foto
KIRI PURWATININGSIH SH.
Sharing Berita
Berita Terkait
- Majalah burung pas versi cetak dapat di beli di agen -agen koran
- Pasca Hari Jadi Gunungkidul, Dana PPIP Akan di Kucurkan
- 100 wanita cantik tampil di hadapan Bupati Gunungkidul & wakil Gubernur DIY
- Purwatiningsih SH Ngoro-oro, Peran perempuan setrategis,
2 Komentar
02 June 2013adat rasulannya hilang, tapi kok malah muncul rasulan versi baru ya haaa,,, yang rasul hanya segelintir orang yaaa.... haa tebak sendiri ....
Balas
Tinggalkan Komentar
*) Wajib Diisi
adat rasulannya hilang, tapi kok malah muncul rasulan versi baru ya haaa,,, yang rasul hanya segelintir orang yaaa.... haa tebak sendiri ....
Balas
begitu baru akan maju, dan tinggalkan cara lama, mau maju ikuti yang baik kalau tidak ngoro-oro sudah tertinggal jauh dengan daerah yang lain. sebagai pembaca dan info, di daerah lain sudah muncul desa wisata, mana katanya desa ini layak untuk desa wisata, kok dah teringgal yaaa
Balas