Emosional Dapat Menjadi Penyebab Penyakit Fisik


Dr. RONY DAN REKANNYA

warta kesehatan sajian media majalahburung PAS, Faktor kesehatan menjadi hal terpenting bagi manusia. Namun seringkali kita tidak menyadari hal-hal sepele bisa menjadi penyebab datangnya suatu penyakit.

Salah satu hal yang sepele itu adalah emosi. Seseorang yang tidak dapat mengendalikan diri atau emosi, tanpa ia sadari telah mengundang suatu virus yang akan mengakibatkan dirinya jatuh sakit. Hal ini diungkapkan dr Ronny Tri Wisasto  SPKj disela-sela Konferensi Nasional Excellent Psiychiatry di hotel Garuda.

Emosi seseorang, lanjut Ronny, dapat berefek meingkatnya gejala lambung, menyebabkan sakit ginjal, jantung, usus serta penyakit fisik lainnya. Begitu pula bisa terjadi sebaliknya. Oleh karena itu seorang pasien selain ditangani oleh dokter umum alangkah baiknya bila ditangani pula oleh psikiatry.

Dijelaskannya sekitar 20% pasien yang ditanganinya selalu mengeluhkan penyakit fisikyang terkait dengan emosionalnya. Dan usia mereka pun bervariasi. Mulai dari umur 20 tahun sampai dengan lansia, usia 65 tahun.

Menurut dr Ronny yang kesehariannya bertugas RSU dr Sardjito, bagian jiwa/psikiatry ini orang yang emosinya tinggi bisa dikata rentan terserang penyakit fisik. Dan mereka ketika berobat hanya mengeluhkan sakit fisik yang dideritanya. Padahal antara sakit yang ditimbulkan karena emosi dan fisik saling terkait. Karena gejala atau penyebabnya saling bergantian. BIsa disebabkan karena emosi tetapi bisa juga disebabkan karena fisik.

Konferensi Nasional Excellent Psychiatry digelar guna menjembatani antara dokter umum, dokter specialis dan psikiatry dalam lebih mendalami, lebih mengerti dan lebih mendekatkan tentang hubungan antara gangguan mental dengan terjadinya gangguan-gangguan fisik medis. Selain itu lebih mengerti peran dalam menjembatani kesehatan karena banyak penyakit medis yang terkait fisik.

Konferensi yang diikuti sekitar 300 dokter serta  mahasiswa kedokteran diharapkan nantinya akan terjadi sinergi antara dokter umum,  dokter spesialis dan psikiatry. anjar

Sharing Berita

Berita Terkait


Tidak Ada Komentar


Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi