Unik sltp bikin baju batik 1000 buah di hari batik
Gusti prabu mendampingi para guru mendapat rekor muri
Warta kampus sekolah lanjutan tingkat pertama garapan majalahburungpas.com, batik Indonesia telah di akui dunia sehingga di hari batik tersebut di manfaatkan sebagai hari bersejarah bagi dunia pendidikan dan salah satu Sekolahan membuat gerakan membatik secara masal hal ini dalam rangka melestarikan batik agar tetap menyatu di kalangan pelajar dan pendidik.
Salah satu bagian usaha melestarikan batik itu di lakukan oleh sekolah lanjutan tingkat pertama (sltp) Stella Duce Yogyakarta pada tanggal 2 Oktober 2012 melakukan kegiatan unik yang mendapat penghargaan dari musium rekor muri.
Penghargaan itu di dapat berkat kejeliannya, saat para siswa siswi sltp tersebut berhasil membuat baju batik yang bisa di pakai di kampusnya.
Dari sejumlah murid yang kreatif sebanyak 800, serta di tambah guru staf, karyawan, suster-susternya sebanyak 200 orang ternyata peduli batik, maka sekolahan di bawah naungan yayasaan tarakanita tersebut mendapat sorotan dari publik karena mampu membuat baju batik hingga siap pakai.
Tentu saja keunikannya yang mempekerjakan semua komponen di kampus itu lantas di lirik oleh musium rekor muri, sebab bisa bermanfaat bagi orang lain dan sekolahan itu sendiri.
H.Prabukusumo yang turut andil dalam program siswa membatik ini, ketika menyampaikan kepada wartawan warta kampus majalahburungpas.com mengungkapkan, dari 1000 orang itu para murid masing - masing membuat batik 2 kemudian satu di pakai sendiri sedang yang satu di kembalikan ke sekolahan.
Dari jumlah setoran karya siswa itu di serahkan ke sekolahan kemudian di pilah-pilah sesuai kulitas, nomor, 1,2,3, dan berdasarkan kulitasnya bisa membiayai kegiatan uniknya hingga sukses dan menjual hasil produksinya.
Kemudian setelah batik terjual uang kembali atau balik modal, dan ternyata pula membuat batik eklusif tidak mahal, sebab 1 pakaian batik hanya seharga 50.000 ribu, dan ini lebih murah bila di banding beli di toko.
Ide cerdas ini menurut H.Prabukusumo dapat di terapkan atau di pakai oleh umum, termasuk di sekolahan-sekolahan, instansi dan sebagainnya sehingga batik akan makin eksis.
Di akhir perbincangan dengan media warta kampus majalahburungpas.com, Gusti prabu berharap, adanya event itu tentu saja agar bisa mendukung Jogja istimewa, sedang harapan yang lain di kandung maksud agar murid SD-SMA bisa memiliki sertifikat membatik sehingga siswa bisa berkarya lebih dini.
Pantauan hasil karya batik tersebut tiap hari jumat pihak sekolahan mewajibkan memakai karyanya sehingga tampil lebih pede.
Prabukusumo juga menambahkan para siswa sltp ini, ternyata dalam membuat batik mampu berkarya hanya dalam tempo 5 hari, ini termasuk prestasi “kata Prabukusumo mengakhiri perbincangannya dengan wartawan warta kampus ini. Fiq”
Sharing Berita
Berita Terkait
- Derkuku garapan Prabukusumo banyak menorehkan prestasi di event nasional
- 110 ribu pohon akan menjadi pengganti hutan wanagama
- Aktifis HMI FH UII Menolak Pelemahan Kpk
- Prabukusumo bikin kejutan lakukan take over derkuku Rp.10 juta
- Derkuku Parikesit Sabet Piala Raja