Wisata di situs kraton Ratu Boko, pemandangan indah, bangunan kuno, menakjubkan


Situs Ratu boko

Prambanan, wisata candi, sajian majalahburungpas.com.  Kompleks Keraton Ratu Boko berada di atas Bukit Boko dengan ketinggian 195, 97 meter di atas permukaan laut, situs ini menempati areal seluas 250.000 m2. Dari kota Yogyakarta berjarak 19 kilometer ke arah timur, sekitar 3 kilometer dari Candi Prambanan ke arah selatan. Candi ini memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Istana Ratu Boko memiliki keunikan dibanding bangunan umumnya berupa candi atau kuil peninggalan sejarah.  Candi ini sesuai namanya, istana atau keraton karena  menunjukkan ciri-ciri sebagai tempat tinggal. Di kompleks ini terdapat pula bekas  tiang-tiang pemancang, meski kini hanya tinggal batur-batur dari batu andesit.

Hal tesebut, bisa di indikasikan bahwa dahulu terdapat bangunan yang berdiri di atasnya yang terbuat dari bahan kayu. Di Bukit Boko terdapat kolam-kolam sebagai tandon penampung air yang berukuran kecil hingga besar Dari pelataran panggung terbuka Candi Boko  disebelah utara dapat terlihat kemegahan Candi Prambanan dan Candi Sewu dilatar belakangi Gunung Merapi yang membiru, suasana kota Prambanan yang dibelah Sungai Opak terlihat amat indah dan elok dipandang. Suasana pedesaan dengan sawah menghijau dapat dinikmati  dari atas bukit itu.

Bila cuaca cerah, di kejauhan sebelah selatan samar-samar dapat terlihat Pantai Selatan membujur sepanjang pulau Jawa. Situs Boko saat ini, telah dilengkapi dengan situs kepurbakalaannya, serta memiliki fasilitas Andrawina Kafe & Karaoke, juga tersedia panggung terbuka ( open stage ) dengan panorama alam yang indah dan mempesona.

Sejarah situs ini hingga kini masih menjadi misteri yang belum dapat dijelaskan, kapan dan oleh siapa nama tersebut diberikan. "Kata Keraton berasal dari kata Ke-Ratu-an yang artinya istana atau tempat tinggal ratu atau berarti juga raja, sedangkan Boko berarti bangau (burung). Hal ini masih menjadi pertanyaan siapa sebenarnya Raja Bangau tersebut, apakah penguasa pada zaman itu atau nama burung dalam arti sebenarnya yang dahulu sering hinggap di kawasan perbukitan Ratu Boko? 
 
Sumber prasasti yang dikeluarkan oleh Rakai Panangkaran tahun 746-784 Masehi, menyebutkan bahwa Keraton Ratu Boko merupakan Abhayagiri Vihara yang berarti asrama/ tempat para bhiksu agama Budha yang terletak di atas bukit yang penuh kedamaian atau vihara tempat para Bhiksu mencari kedamaian. tempat ini dulu di pakai untuk menyepi dan laku spiritual.

Sekitar tahun 856 Masehi, kompleks Abhayagiri Vihara tersebut difungsikan sebagai Keraton Walaing oleh Rakai Walaing Pu Khumbayoni yang beragama Hindu.Maka bangunan disana terlihat ada unsur agama Hindu dan Buddha,  ini dapat dilihat dari bentuk-bentuk yang ada, yang biasanya terdapat pada candi Budha, selain itu terdapat pula tiga candi kecil sebagai elemen dari agama Hindu, dengan adanya Lingga dan Yoni, patung Dewi Durga, dan Ganesha, serta lempengan emas yang bertuliskan “Om Rudra ya namah swaha” sebagai bentuk pemujaan terhadap Dewa Rudra yang merupakan nama lain Dewa Siwa.

Hal tersebut membuktikan adanya toleransi umat beragama yang tercermin dalam karya arsitektural. Pada masa itu Rakai Panangkaran yang merupakan pengikut Budha hidup berdampingan dengan para pengikut Hindu.

Situs kompleks Keraton Ratu Boko terbagi menjadi empat bagian: 
Dari pintu gerbang istana menuju ke bagian tengah Bagian depan, yaitu bagian utama, terdapat dua buah gapura tinggi, gapura yang terdiri dari dua lapis. Setelah melewati gapura utama ini, terdapat hamparan rumput luas, yaitu alun-alun. Sekitar 45 meter dari gapura kedua, sisi kiri alun-alun terdapat bangungan candi yang berbahan dasar batu putih sehingga disebut Candi Batu Putih.

Tak jauh dari situ, akan ditemukan pula Candi Pembakaran. Candi itu berbentuk bujur sangkar (26 meter x 26 meter) dan memiliki 2 teras. Candi ini digunakan untuk upacara pembakaran jenasah. Selain kedua candi itu, sebuah batu berumpak dan kolam akan ditemui kemudian bila anda berjalan kurang lebih 10 meter dari Candi Pembakaran.  
 
Arah tenggara dari Candi Pembakaran sumur. Sumur tersebut bernama Amerta Mantana yang berarti air suci yang diberikan mantra. Airnya hingga kini masih sering dipakai. Masyarakat setempat mengatakan, air sumur itu dapat membawa keberuntungan, bagi Umat Hindu yang mempergunakannya,di kala itu.

Upacara Tawur agung
 
Di arah barat, menyusuri Desa Dawung di lereng bukit, terdapat bekas kompleks keraton yaitu Paseban dan Batur Pendopo. Halaman paling depan terletak di sebelah barat, terdiri atas tiga teras. Masing-masing teras dipisahkan oleh pagar batu andesit setinggi 3,50 meter, dan tebing teras diperkuat dengan susunan batu andesit.

Batas halaman sebelah selatan juga berupa pagar dari batu andesit, tetapi batas utara dinding bukit yang dipahat langsung. Ke bagian timur istana, terdapat dua buah gua, kolam besar berukuran 20 meter x 50 meter dan stupa Budha yang terlihat tenang. Dua buah gua itu terbentuk dari batuan sedimen yang disebut Breksi Pumis.

Gua yang berada lebih atas dinamakan Gua Lanang sedangkan yang berada di bawah disebut Gua Wadon. Persis di muka Gua Lanang terdapat sebuah kolam dan tiga stupa. Berdasarkan sebuah penelitian, diketahui bahwa stupa itu merupakan Aksobya, salah satu Pantheon Budha. sehari sehari sebelum Nyepi proses upacara ini dilaksanakan dari Candi Prambanan.  

Bagaimana menuju kesana? Dari Candi Prambanan Kearah selatandan berada dikiri jalan. Untuk bisa sampai atas ada dua tempat parkir yaitu dibawah dan diatas. Kalau dibawah berarti kita harus naik dulu melaluai tangga untuk kemudian sampai di Andrawina Cafe.

Tempat ini disediakan untuk melengkai dan menunjang keberadaan situs.  Situs yang terletak di Desa Dawung Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman telah  dilengkapi camping ground yang sudah dipetak-petak dengan alas batako, serta fasilitas MCK yang cukup memadai.

Jika kita ingin parkir di atas kita bisa juga langsung dengan mobil kearah selatan candi lalu belok ketimur, ikuti etunjuk yang ada, namun hati-hati kita temui  tanjakan yang cukup tajam. Namun disekelilingnnya justru terdapat pemandangan yang indah beserta hamparan sawah dan keelokan bukit tersebut, untuk samai dilokasi parkir, Demikian tadi kelelokan, kemegahan dan keunikan candi Ratu Boko, yang sangat menarik untuk dikunjungi. (bagyo)

 

 

Sharing Berita

Berita Terkait


Tidak Ada Komentar


Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi